MAKALAH BAHASA INDONESIA TENTANG POLA TIDUR



1
 
 
buat kamu yang ngebutuhin makalah aku bisa kasih contoh :)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.        Latar Belakang
Istirahat dan tidur merupakan kebutuhan dasar yang dibutuhkan oleh semua orang. Pada kondisi istirahat dan tidur, tubuh melakukan proses pemulihan untuk mengembalikan stamina tubuh hingga berada dalam kondisi yang optimal. Selain itu juga proses tidur dapat memperbaiki berbagai sel dalam tubuh.
Setiap individu mempunyai kebutuhan istirahat dan tidur yang berbeda. Apabila kebutuhan istirahat dan tidur tersebut cukup,  maka jumlah energi yang di harapkan dapat memulihkan status kesehatan dan  mempertahankan kegiatan dalam kehidupan sehari-hari  terpenuhi. Begitu pula, bagi orang yang mengalami kelelahan juga memerlukan istirahat dan tidur lebih dari biasanya. Maka dalam hal ini dibutuhkan pola tidur yang baik agar memberikan efek positif terhadap kesehatan.
Oleh sebab itu makalah ini akan membahas tentang pola tidur yang baik untuk kesehatan.

1.2.        Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut:
1. Apakah yang dimaksud pola tidur?
2. Apakah ada faktor yang mempengaruhi pola tidur sehat?
3. Bagaimanakah pola tidur yang baik bagi bayi ?
4. Bagaimanakah pola tidur yang baik bagi remaja ?
5. Bagaimanakah pola tidur yang baik bagi orang tua ?
6. Bagaimanakah menentukan pola tidur yang baik untuk kesehatan?

1.3.        Batasan Masalah

 
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, dapat dibatasi pola tidur yang baik untuk kesehatan.


 
1.4.        Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut, “Bagaimana menentukan pola tidur yang baik untuk kesehatan ?”
1.5.        Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk:
1.    Mengetahui definisi dari pola tidur
2.    Mengetahui kebutuhan dan pola tidur
3.    Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pola tidur
4.    Mengetahui menentukan pola tidur yang baik untuk kesehatan

1.6         Manfaat Penulisan
                        Penulisan makalah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:
1.    Masyarakat pada umumnya, sebagai bahan bacaan penambah pengetahuan dan rujukan bagi penelitian selanjutnya.
2.    Penulis pada khususnya, sebagai hasil penelitian guna menambah nilai tugas mata kuliah Bahasa Indonesia.





3
 
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.        Definisi pola tidur
Pola tidur terdiri dari kata pola dan tidur. Pola itu sendiri  adalah sistem; cara kerja. Pola merupakan sambungan dan hubungan antara semua hal-hal. Sedangkan Tidur berasal dari kata bahasa latin “somnus” yang berarti alami periode pemulihan, keadaan fisiologi dari istirahat untuk tubuh dan pikiran. Tidur merupakan keadaan hilangnya kesadaran secara normal dan periodik (Lanywati, 2001). Tidur merupakan suatu keadaan tidak sadar yang di alami seseorang, yang dapat dibangunkan kembali dengan indra atau rangsangan yang cukup (Guyton 1981 : 679)
Menurut Potter & Perry (2005), Tidur merupakan proses fisiologis yang bersiklus bergantian dengan periode yang lebih lama dari keterjagaan. Tidur merupakan kondisi tiak sadar dimana induvidu dapat dibangunkan oleh stimulasi atau sensori yang sesuai (Guyton dalam Aziz Alimul H) atau juga dapat dikatakan sebagai keadaan tidak sadarkan diri yang relatif, bukan hanya keadaan penuh ketenangan tanpa kegiatan, tetapi lebih merupakan suatu urutan siklus yang berulang, dengan ciri adanya aktifitas yang minim, memiliki kesadaran yang bervariasi terhadap perubahan fisiologis dan terjadi penurunan respon terhadap rangsangan dari luar.
Jadi pola tidur adalah suatu sistem yang berhubungan satu sama lainnya, dimana hilangnya kesadaran seseorang yang bukan hanya keadaan penuh ketenangan tanpa kegiatan tetapi suatu urutan siklus yang berulang dengan ciri adanya aktifitas yang minim, memiliki kesadaran yang bervariasi terhadap perubahan fisiologis dan terjadi penurunan respon terhadap rangsangan dari luar, namun dapat dibangunkan kembali dengan indra atau rangsangan yang sangat cukup .



 


2.2.        Kebutuhan Dan Pola Tidur

EEG, EMG, dan EOG dapat mengidentifikasi perbedaan signal pada level otak, otot, dan aktivitas mata. Normalnya, tidur dibagi menjadi dua yaitu nonrapid eye movement  (NREM) dan rapid eye movement  (REM). Selama masa NREM seseorang terbagi menjadi empat tahapan dan memerlukan kira-kira 90 menit selama siklus tidur. Sedangkan tahapan REM adalah tahapan terakhir kira-kira 90 menit sebelum tidur berakhir.

1. Tahapan Tidur NREM
a.       NREM tahap I
·         Tingkat transisi
·          Merespons cahaya
·         Berlangsung beberapa menit
·         Mudah terbangun dengan rangsangan
·          Aktifitas fisik, tanda fital, dan metabolisme menurun
·         Bila terbangun terasa sedang bermimpi
b.      NREM tahap II
·         Periode suara tidur
·           Mulai relaksasi otot
·         Berlangsung 10-20 menit
·         Fungsi tubuh berlangsung lambat
·          Dapat dibangunkan dengan mudah
c.             NREM TAHAP III
·         Awal tahap dari keadaan tidur nynyak
·         Sukit dibangunkan
·         Relaksasi otot menyeluruh
·         Tekanan darah menurun
·         Berlansung 15-30 menit

d.             NREM TAHAP IV
·         Tidur nyenyak
·         Sulit untuk dibangunkan, butuh stimulus intensif
·          Untuk restorasi dan istirahat, tonus otot menurun
·         Sekresi lambung menurun
·         Gerak bola mata cepat

2.     Tahapan tidur REM
1)    Lebih sulit dibangunkan dibandingkan dengan tidur NREM
2)    Pada orang dewasa normal NREM yaitu 20-25% dari tidur malamnya
3)    Jika individu terbangun pada tidur REM, maka biasanya terjadi mimpi
4)    Tidur REM penting untuk keseimbangan mental, emosi juga berperan dalam belajar, memori dan adaptasi.
3.  Karakteristik tidur REM
a)    Mata                           :  cepat tertutup dan terbuka.
b)    Otot-otot                     : kejang otot kecil, otot besar imobilisasi.
c)     Pernapasan              :  tidak teratur, kadang dengan abnea.
d)    Nadi                            :  cepat dan iriguler.
e)    Tekanan darah         :  meningkat atau fluktuasi.
f)     Sekresi gaster           :  meningkat.
g)      Metabolisme            :  meningkat, temperatur tubuh naik.
h)    Gelombang otak       :  EEG aktif.
i)      Siklus tidur                :  sulit dibangunkan.

4. Kebutuhan dan Pola Tidur
Ø  Pola Tidur Normal
      Neonatus sampai dengan 3 bulan
a)  Kira-kira membutuhkan 16 jam/hari
b)  Mudah berespon terhdap stimulus
c)  Pada minggu pertama kelahiran 50% adalah tahap REM
Ø  Bayi
a)  Pada malam hari kira-kira tidur 8-10 jam
b)  Usia 1 bulan sampai dengan  1 tahun kira-kira tidur 14  jam/hari
c)  Tahap REM 20-30%.
Ø  Toddler
a) Tidur 10-12 jam/hari
b) Tahap REM 25%
Ø  Prasekolah
a)  Tidur 11 jam pada malam hari
b) Tahap REM 20%
Ø  Usia sekolah
a) Tidur 10 jam pada malam hari
b) Tahap REM 18,5%
Ø  Remaja
a) Tidur 8,5 jam pada malam hari
b) Tahap REM 20%
Ø  Dewasa muda
a)  Tidur 7-9 jam/hari
b) Tahap REM 20-25%
Ø  Usia dewasa pertengahan
a) Tidur ± 7 jam/hari
b) Tahap REM 20%
Ø  Usia tua
a)  Tidur ± 6 jam/hari
b)  Tahap REM 20-25%
c)  Tahap NREM IV menurun dan kadang-kadang absen
d)  Sering terbangun pada malam hari

2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pola Tidur
Pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur setiap orang berbeda. Ada yang kebutuhannya terpenuhi dengan baik, ada pula yang mengalami gangguan. Seseorang bisa tidur atau tidak dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya sebagai berikut:
1.      Status Kesehatan
Seseorang yang kondisi tubuhnya sehat memungkinkan ia dapat tidur dengan nyenyak. Tetapi pada orang yang sakit dan rasa nyeri, maka kebutuhan istirahat dan tidurnya tidak dapat dipenuhi dengan baik sehingga ia tidak dapat tidur dengan nyenyak. Misalnya pada klien yang menderita gangguan pada sistem pernapasan. Dalam kondisinya yang sesak napas, maka seseorang tidak mungkin dapat istirahat dan tidur (Asmadi, 2008).
2.      Lingkungan
Lingkungan dapat meningkatkan atau menghalangi seseorang untuk tidur. Pada lingkungan yang tenang memungkinkan seseorang dapat tidur dengan nyenyak. Sebaliknya lingkungan yang ribut, bising, dan gaduh akan menghambat seseorang untuk tidur. Keadaan lingkungan yang tenang dan nyaman bagi seseorang dapat mempercepat terjadinya proses tidur (Hidayat, 2008).
3.      Stress Psikologis
Cemas dan depresi akan menyebabkan gangguan pada frekuensi tidur. Hal ini disebabkan karena pada kondisi cemas akan meningkatkan norepinefrin darah melalui sistem saraf simpatis. Zat ini akan mengurangi tahap IV NREM dan REM (Asmadi, 2008).
4.      Diet / Nutrisi
Terpenuhinya kebutuhan nutrisi yang cukup dapat mempercepat proses tidur. Protein yang tinggi seperti pada keju, susu, daging, dan ikan tuna dapat mempercepat proses tidur, karena adanya triptofan yang merupakan asam amino dari protein yang dicerna (Hidayat, 2008). Sebaliknya minuman yang mengandung kafein maupun alkohol akan mengganggu tidur (Asmadi, 2008).

5.      Gaya Hidup
Kelelahan dapat mempengaruhi pola tidur seseorang. Kelelahan tingkat menengah orang dapat tidur dengan nyenyak. Sedangkan pada kelelahan yang berlebihan akan menyebabkan periode tidur REM lebih pendek (Asmadi, 2008).

6.      Obat – Obatan
Obat dapat juga mempengaruhi proses tidur. Beberapa jenis obat yang dapat mempengaruhi proses tidur adalah jenis golongan obat diuretic menyebabkan seseorang insomnia, anti depresan dapat menekan REM, kafein dapat meningkatkan saraf simpatis yang menyebabkan kesulitan untuk tidur, golongan beta bloker dapat berefek pada timbulnya insomnia, dan golongan narkotik dapat menekan REM sehingga mudah mengantuk (Hidayat, 2008).
7.      Motivasi
Motivasi merupakan suatu dorongan atau keinginan seseorang untuk tidur, yang dapat mempengaruhi proses tidur. Selain itu adanya keinginan untuk menahan tidak tidur dapat menimbulkan gangguan proses tidur (Hidayat, 2008).

Jadi faktor yang mempengaruhi pola tidur terdiri dari : status kesehatan, lingkungan, stress psikologis, diet/nutrisi, gaya hidup, obat-obatan, dan motivasi.    

2.4  Menentukan Pola Tidur Yang Baik Untuk Kesehatan

Biasakan tidur dan bangun di waktu yang sama setiap hari. Kebiasaan bisa diciptakan, termasuk jam tidur. Tentukan ritme waktu tidur  dan konsisten dengan waktu tersebut. Setelah beberapa waktu mengikuti pola tersebut, tubuh akan memiliki semacam ‘waktu natural’ dan sangat membantu dalam mengelola tidur. Gunakan kamar tidur untuk tidur, bukan sebagai ruangan serba-guna. Kualitas tidur mempengaruhi kesehatan.
Beberapa orang memiliki kebiasaan untuk menggunakan kamar tidur sebagai ruangan serbaguna, seperti untuk menonton tv, bekerja, dsb. Berbagai alat elektronik seperti televisi, komputer, atau gadget bisa memberikan signal kepada otak agar ‘tidak tidur’. Jangan tempatkan barang-barang tersebut di dalam kamar tidur, dan gunakan sebelum waktu tidur . Lebih jauh lagi, jangan jadikan kamar tidur sebagai tempat kerja, karena seperti alasan tadi di atas, dan dapat mengganggu tidur. Suara berarti mengurangi pengganggu tidur. Dengan kondisi tersebut, kamar tidur menjadi tempat nyama dan membuat tubuh menjadi rileks, sehingga menjadikan tidur lebih berkualitas.
Hindari alkohol, kafein dan nikotin sebelum tidur. Kopi, teh, coklat dan minuman soda dapat menstimulasi tubuh untuk tetap terjaga. Itu karena minuman/makanan tersebut mengandung kafein. Sebaiknya jangan mengkonsumsinya sekitar 4-6 jam sebelum waktu tidur. Begitu pula dengan nikotin dan alkohol. Lewatkan tidur siang. Semakin lama tubuh terjaga, semakin mudah pula tubuh akan tertidur. Oleh karena itu, jangan gunakan waktu di siang hari untuk tidur karena akan mengganggu waktu tidur di malam hari. Jika managemen waktu tidur malam hari berjalan baik, maka tidak lagi membutuhkan tidur siang. Namun jika selalu ngantuk di siang hari, bisa jadi itu menandakan gejala gangguan tidur dan membutuhkan konsultasi dokter.
Sempatkan untuk berolahraga setiap hari. Tubuh yang selalu aktif secara fisik –selain baik untuk kesehatan secara umum– sangat membantu untuk memastikan tidur yang nyenyak di malam hari. Akan tetapi, jangan berolahraga mendekati jam tidur karena malah dapat menyulitkan tubuh untuk tertidur, karena tubuh masih dalam keadaan ‘bersemangat’ atau belum rileks.Ciptakan ritual tidur sendiri. Anak kecil biasanya memiliki ritual tidur seperti dibacakan dongeng dan lain-lain, begitu pula halnya untuk orang dewasa. Ciptakan ritual untuk diri sendiri seperti mendengarkan musik slowa atau ringan, membaca, atau bahkan mandi air hangat. Lakukan hal-hal tersebut sekitar 15-30 menit sebelum waktu tidur. Jika telah terbiasa dan menjadi ritual, hal tersebut akan sangat membantu tertidur.
Jika susah tertidur, jangan berdiam di tempat tidur. Apabila setelah 20 menit berbaring namun merasa kesulitan untuk tertidur, jangan terus berbaring sambil terjaga atau uring-uringan di tempat tidur. Hal tersebut malah akan membuat resah dan tambah menyulitkan usaha untuk tertidur. Bangun dari tempat tidur, pergi ke tempat lain yang tenang untuk duduk atau berbaring hingga merasa mata sudah siap untuk tertidur. Jadikan tidur sebagai prioritas. Percayalah bahwa tubuh memiliki haknya untuk tidur dan beristirahat. Jangan biarkan aktivitas-aktivitas yang biasa dilakukan di siang hari menghalangi waktu tidur. Banyak orang yang mengorbankan waktu tidurnya untuk menyelesaikan pekerjaan. Ingatlah waktu tidur yang sudah ditentukan dan konsisten dengan jadwal tersebut.
Jadi yang dikatakan pola tidur baik untuk kesehatan itu, harus membiasakan tidur dan bangun diwaktu yang sama setiaphari. Menggunakan kamar tidur hanya untuk tidur, bukan sebagai ruangan serba-guna. Menghindari alkohol, kafein dan nikotin sebelum tidur. Lalun sempatkan untuk berolahraga setiap hari. Kemudian jika perlu ciptakan ritual untuk diri sendiri sebelum tidur.














11
 
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Pola tidur adalah suatu sistem yang berhubungan satu sama lainnya, dimana hilangnya kesadaran seseorang yang bukan hanya keadaan penuh ketenangan tanpa kegiatan tetapi suatu urutan siklus yang berulang dengan ciri adanya aktifitas yang minim, memiliki kesadaran yang bervariasi terhadap perubahan fisiologis dan terjadi penurunan respon terhadap rangsangan dari luar, namun dapat dibangunkan kembali dengan indra atau rangsangan yang sangat cukup .
Faktor yang mempengaruhi pola tidur terdiri dari : status kesehatan, lingkungan, stress psikologis, diet/nutrisi, gaya hidup, obat-obatan, dan motivasi.      Jadi yang dikatakan pola tidur baik untuk kesehatan itu, harus membiasakan tidur dan bangun diwaktu yang sama setiaphari. Menggunakan kamar tidur hanya untuk tidur, bukan sebagai ruangan serba-guna. Menghindari alkohol, kafein dan nikotin sebelum tidur. Lalun sempatkan untuk berolahraga setiap hari. Kemudian jika perlu ciptakan ritual untuk diri sendiri sebelum tidur.

3.2 Saran
Setiap individu harus menjaga kecukupan kebutuhan istirahat dan tidurnya sesuai kebutuhannya.Dengan kondisi jiwa dan fisik yang sehat maka dapat melakukan berbagai kegiatan dengan baik. Maka dari untuk membiasakan pola tidur yang baik untuk kesehatan.







DAFTAR PUSTAKA

diambil pada pukul 23:45 WIB tanggal 06 Desember 2015
l diambil pada pukul 23:45 WIB tanggal 06 Desember 2015
diambil pada pukul 23:45 WIB tanggal 06 Desember 2015
diambil pada pukul 23:45 WIB tanggal 06 Desember 2015

diambil pada pukul 23:45 WIB tanggal 06 Desember 2015

diambil pada pukul 23:45 WIB tanggal 06 Desember 2015
diambil pada pukul 23:45 WIB tanggal 06 Desember 2015
diambil pada pukul 23:45 WIB tanggal 06 Desember 2015
diambil pada pukul 23:45 WIB tanggal 06 Desember 2015



Komentar

  1. Lumayan membantu nih artikelnya. Ooh iya jangan lupa kunjungi website saya ya kak di http://www.atmaluhur.ac.id Saya Andi lau NIM 1722500181

    BalasHapus
  2. Boleh nih artikelnya. Siapa tau bisa ngurangin tidur malem saya. Ooh iya jangan lupa kunjungi website saya ya kak di httpwww.atmaluhur.ac.id. Saya Andi Lau NIM 1722500181

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

PEMECAHAN MASALAH SECARA BERFIKIR KREATIF

CERDAS DAN BERBUDI LUHUR