PSIKOLOGI KOMUNIKASI
I.
Kempok
dan Pengaruhnya pada Pelaku Komunikasi
Menurut para pendidik komunikasi kelompok sebagai
metode pendidikan yang efektif. Menurut para manager komunikasi kelompok
sebagai wadah yang tepat untuk melahirkan gagasan-gagasan kreatif, menurut para
psikiater komunikasi kelompok sebagai wahana untuk memperbaharui kesehatan
mental. Menurut ideolog komunikasi kelompok sebagai sarana untuk meningkatkan
kesadaran politik-ideologis.
II.
Klasifikasi
kelompok
Tidak setiap
himpunan orang disebut kelompok. Orang-orang yang berkumpul di terminal bis,
yang antri di depan loket biskop, yang berbelanja di pasar disebut agregat ,
bukan kelompok. Supaya agregat menjadi kelompok butuh kesadaran pada
anggota-anggotanya akan ikatan yang sama yang mempersatukan mereka. Kelompok
mempunyai tujuan dan organisasi (tidak selalu formal) dan melibatkan interaksi
di antara anggota-anggotanya. Jadi, dengan perkataan lain, kelompok mempunyai
dua tanda psikologis. Pertama, anggota-anggota kelompok merasa terkait dengan
kelompok, ada sense of belonging yang tidak dimiliki orang yang bukan anggota.
Kedua, nasib anggota-anggota saling bergantung sehingga hasil setiap orang
terkait dalam cara tertentu dengan hasil yang lain.
a) Kelompok primer
dan kemompok sekunder
Cooley berpendapat tentang Perbedaan
dibawah ini :
Kelompok
Primer
|
Kelompok
Sekunder
|
Kualitas
komunikasi dalam dan meluas
|
Kualitas
komunikasi dangkal dan terbatas
|
Bersifat
personal, unik dan tidak dapat dipisahkan
|
Bersifat
impersona
|
Lebih
menekankan aspek hubungan
|
Lebih
menekankan aspek isi
|
b) Ingroup dan
Outgroup
Menurut Sumner , Ingroup adalah kelompok kita.
Outgroup kelompok diluar kita. Ingroup berupa kelompok primer
maupun sekunder. Keluarga kita adalah ingroup yang kelompok primer . fakultas
kita adalah ingroup yang kelompok sekunder. Perasaan ingroup diungkapkan dengan
kesetiaan, solidaritas, kesenangan dan kerjasama. Untuk membedakan ingroup dan
outgroup, kita membuat batas (boundaries), yang menentukan siapa masuk orang
dalam, dan siapa orang luar. Batas-batas ini dapat berupa lokasi geografis ,
suku bangsa, pandangan atau ideologi , pekerjaan atau profesi, bahasa, status
sosial, dan kekerabatan.
c)
Kelompok
keanggotaan dan kelompok rujukan
Kelompok rujukan sebagai kelompok
yang digunakan sebagai alat ukur (standard) untuk menilai diri sendiri atau
untuk membentuk sikap. Jika menggunakan kelompok itu sebagai teladan kita
bersikap, maka kelompok itu menjadi kelompok rujukan positif, namun jika
kelompok tersebut sebagai teladan kita tidak bersikap maka menjadi kelompok
rujukan negatif.
d)
Kelompok
deskriptif dan kelompok preskriptif
Kategori deskriptif
menunjukan klasifikasi kelompok dengan melihat proses pembentukannya secara
alamiah. Kategori perskriptif mengklasifikasikan kelompok menurut
langkah-langkah rasional yang harus dilewati oleh anggota kelompok untuk
mencapai tujuannya.
Nama
kelompok
|
Tujuan
|
Sepintas
Pertemuan
Penyadar
Katarsis
Belajar
Tugas
|
Bermain
Pertumbuhan
interpersonal
Identitas
sosial-politik yang baru
Melepaskan
perasaan
Pencerahan
intelektual
Kerja
|
Klasifikasi deskriptif
berdasarkan tujuan
III.
Bentuk-bentuk
komunikasi kelompok
a) Komunikasi
kelompok deskriptif
Kelompok
tugas : Model Fisher
1. Orientasi
; Setiap anggota berusaha saling mengenal, saling menangkap perasaan yang lain,
mencoba menemukan peranan dan status.
2. Konflik
; terjadi peningkatan perbedaan antara anggota.
3. Pemunculan
(emergence);orang yang mengurangi tingkat polarasi dan perbedaan pendapat.
4. Peneguhan
;para anggota memperteguh konsensus kelompok.
Kelompok pertemuan :medel bennis
dan shepherd
1. Kebergantungan
pada otoritas
2. Kebergantungan
satu sama lain
Kelompok penyadaran ;model
chesebro, cragan, dan mcCullough
1. Kesadaran
diri akan identitas baru
2. Identitas
kelompok melalui polarisasi
3. Menegakkan
nilai-nilai baru bagi kelompok
4. Menghubungkan
diri dengan kelompok revolusioner lainnya
b) Komunikasi
kelompok preskriptif
1. Format
diskusi yang diuraikan di sini didasarkan atas susunan tempat duduk, urutan
siapa yang bebicarakan dan kapan, dan aturan waktu yang di izinkan untuk
berbicara.
1) Diskusi meja bunder
; susunan tempat duduk yang bundar menyebabkan arus komunikasi yang bebas di
antara anggota-anggota kelompok.
2) Simposium ; simposium adalah
serangkaian pidato pendek yang menyajikan berbagai aspek dari sebuah topik atau
posisi yang pro dan kontra terhadap masalah yang kontroversial, dalam format
diskusi yang sudah direncanakan sebelumnya.
3) Diskusi panel : diskusi
panel adalah format khusus yang anggota-anggota kelompok berinteraksi, baik
berhadap-hadapan maupun melalui seorang mediator, di antara mereka sendiri dan
dengan hadirin, tentang masalah yang kontroversial.
4) Macam-macam forum ; forum adalah waktu tanya-jawab
yang terjadi setelah diskusi terbuka, misalnya simposium.jadi khalayak
mempunyai kesempatan untuk mengajukan pertanyaan atau memberika tanggapan. Ada
lima macam forum; (1) forum ceramah ,(2) forum debat ,(3) forum dialog,
(4)forum panel, dan (5) forum simposium.
5) Kolokium : kolokium adalahn sejenis format
diskusi yang memberikan kesepakatan kepada wakil-wakil khalayak untuk
mengajukan pertanyaan yang sudah dipersiapkan kepada seorang (atau beberapa
orang) ahli.
6) Prosedur parlementer; produser parlementer adalah format
diskusi yang secara ketat mengatur peserta diskusi yang besar pada priode waktu
yang tertentu ketika sejumlah keputusan harus dibuat.
2. Sistem
agenda pemecahan masalah
Sistem agenda pemecahan masalah : urutan pemecahan
masalah kreatif, urutan berfikir kreatif, danurutan solusi ideal
IV.
FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI KEEFEKTIFAN KELOMPOK
1. Faktor
situasional : Karakteristik kelompok
a)
Ukuran
kelompok
Hubungan antara ukuran kelompok dengan prestasi kerja
kelompok (perfomance) bergantung pada jenis tugas yang harus diselesaikan oleh
kelompok. Bila tugas memerlukan kegitan yang divergen (seperti menghasilkan
berbagai gagasan pokok), diperlukan jumlah anggota kelompok yang besar.
b) Jaringan komunikasi kohesi kelompok
Dalam hubungannya dengan prestasi kelompok Leavit
menemukan bahwa roda yang paling memusat dari seluruh jaringan komunikasi,
menghasilkan produk kelompok yang tercepat dan terorganisasi. Kelompok
lingkaran yang tidak memusat adalah yang paling lambat dalam memecahkan soal.
Lingkaran cenderung melahirkan sejumlah kesalahan besar.
c) Kohesi kelompok
Kelompok yang sangat kohesi mempunyai suasana yang
mempertinggi umpan balik, dan karena itu mendorong komunikasi yang lebih
effektif. Anggota kelompok yang kohesi akna menanyakan informasi yang mereka
perlukan karena mereka tidak takut untuk kelihatan bodoh dan kehilangan muka.
Anggota yang merasa bahwa keputusan kelompok jelek akan mengajukan pertanyaaan.
Ia tidak dapat tinggal diam dan membiarkan kelompok berbuat kesalahan(Bermann,
1966:142).
d) Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah komunikasi yang secara
positif mempengaruhi kelompokmuntu
bergerak ke arah tujuan kelompok (cragan
dan Wright,1980:73).
2.
Faktor personal : karateristik anggota kelompok
a)
Kebutuhan Interpersonal
-inclusion; ingin masuk, menjadi
bagian dari kelompok
- control; ingin mengendalikan orang lain dalam suatu
tatanan hierarkis dan
-affection; ingin memperoleh keakraban emosional dari anggota
kelompok yang lain.
b)
Tindak Komunikasi
Robert E. Bales membagi tindak komunikasi pada dua
kelas besar. Hubungan tugas dan hubungan sosial-emosional. Kelas ini dibagi
lagi menjadi positif, netral dan negatif
c)
Peranan
Peranan tugas kelompok : memecahkan masalah atau melahirkan gagasan baru.
Peranan tugas berhubungan dengan upaya memudahkan dan mengoordinasi kegiatan
yang menunjang tercapainya tujuan kelompok. Seperti : Initiator contriburtor /
menyarankan atau mengusulkan. Information seeker / pencari informasi. Opinion
seeker / pencari pendapat.information giver/pemberi informasi. Opinion
giver/pemberi pendapat. Elabator/penjabar, summarizer/penyimpul.
integrator/pemandu. Orienter/pengarah. Disagrer/ pembantah. Evaluator critic,
energezer/pendorong. Petugas teknik, pencatat/recorder. Peranan
pemeliharaan kelompok :daftar peranan yang dimaksud untuk memeliharahubungan
emosional di antara anggota-anggota kelompok seperti : Encourange/penggalak, Harmonizer/wasit, compromiser/kompromis, gatekeeper
and expediter/penjaga gawang, standard
setter or ego ideal/pembuat aturan, group
observer and commentator/pengamat kelompok, follower/pengikut. Peranan individu; usaha anggota
kelompok untuk memuaskan kebutuhan individual yang tidak relevan dengan tugas
kelompok, yang “berpusat pada individu”. Seperti: aggressi/iri hati, blocker/penghambatan,
recognition seeker/pencari muka, self confessor/pengungkap diri, play boy, dominator, help seeker, special interest pleader/sponsor
kepentingan khusus.
V.
Pengaruh
Kelompok Pada Perilaku Komunikasi
1.
Konformitas
Untuk nilai-nilai sosial yang dipegang teguh oleh
sistem sosial, konformitas dipergunakan. Untuk keberhasilan moral, kita
memperlukan konformitas. Akan tetapi untuk memperkembangkan pemikiran, untuk
menghasilkan hal-hal yang baru dan kreatif, konformitas merugikan
(Hollander,1975). Kebebasan dan keragaman boleh jadi meresahkan sewaktu-waktu,
tetapi itulah harga yang harus kita bayar untuk menghindari kebekuan.
Alternatifnya buakn nonkonformitas (selalu tidak setuju), melainkan kemandirian
(Independence). Mandiri bukan menentang kelompok, melainkan bersedia untuk
berbeda pendapat inilah freedom to be
different.
2.
Fasilitas Sosial
Prestasi individu yang meningkat karena disaksikan
kelompok Allport menyebutnya sebagai fasilitas sosial. Fasilitas dari kata
Prancis facile, artinya mudah. Menunjukkan
kelancaran atau peningkatan kualitas kerja karena ditonton kelompok. Kelompok
memengaruhi pekerjaan sehingga terasa menjadi lebih mudah.
3.
Polarisasi
Menurut sebagian ahli boleh jadi
disebabkan pada proporsi argumentasi yang menyokong sikap atau tindakan
tertentu. Bila proporsi terbesar mendukung sikap konservatif, keputusan
kelompok pun akan lebih konservatif dan begitu sebaliknya. Mendorong
ekstremisme dalam kelompok gerakan sosial atau politik menyebabkan peserta
komunikasi jauh dari dunia nyata; karena itu makin besar peluang bagi mereka
untuk berbuat kesalahan.
VI.
STUDI KASUS
Dalam
lingkungan di kelas ada kelompok A dan kelompok B. Kelompok A yang mereka
anggap bertentangan dengan kelompok mereka (B). Jadi dalam sebuah
kelompok (B) kelas tersebut para anggotanya memiliki anggapan kelompok mereka
jauh lebih baik di bandingkan kelompok (A) lain tadi. Bagaimana hal itu
terjadi? Dan apa yang menjadi sebab terjadinya hal tersebut? Lalu bagaimana
penyelesaian hal tersebut?
VII.
PENYELESAIAN
Jadi dalam
sebuah kelompok kelas tersebut para anggotanya memiliki anggapan kelompok
mereka jauh lebih baik di bandingkan kelompok lain tadi (kelompok out group),
dalam satu kelompok ini memiliki sebuah angapan juga bahwa anggota kelompok
sendiri dipandang sebagai “orang kita” bukan orang lain “keluarga sendiri” dan
sebagainya, yakni ada sedikit banyak identifikasi di antara oknum dengan
kelompoknya, tetapi anggota dari kelompok lain dipandang sebagai “orang
lain/asing” (bukan orang kita). Pertentangan biasanya di picu oleh beberapa
sebab contoh kecilnya yakni adanya saling ejek tentang kelompok mereka, dari
efek saling ejek ini biasanya yang terlibat hanya antar individu namun karena
dalam sebuah kelompok in group ini menganggap bahwa ada keterikatan antar
anggotanya maka jadilah perselisihan yang dimana seluruh anggota bergerak demi
solidaritasnya terhadap salah satu anggota mereka.
Penyelesaian
masalah yang mereka lakukan yakni dengan mempertemukan individu yang
berselisih tadi dengan adanya seseorang yang menengahi yang netral tidak
memihak dari salah satu dari mereka, dan di musyawarahkan sebenarnya apa yang
terjadi dan jika sudah di ketahui permasalahanya apa , dari pihak yang memuali
duluan untuk meminta ma’af. Namun yang namanya perselisihan antar kelompok in
group dan out group in ya jika masalah satu sudah terselesaikan maka di
kemudian hari akan timbul masalah-masalah lain karena mereka tetap menganggap
bahwa ini kelompok “kami atau kita” (in group)dan kelompok lain(out group)
“mereka”.
Komentar
Posting Komentar