CERPEN TENTANG CINTA



Cerita ini berawal dari sebuah mimpi. Gue enggak tau kenapa malam itu bisa ngemimpiin sebuah cerita yang kalo menurut gue itu dapet banget feel nya.,,, mulai aja dah

LOVE STORY
( Takdir menemui cintanya bukan cinta menemui takdirnya)

Ada seorang wanita bernama Liana. Dia adalah gadis yang sangat ceria, pernah si di suatu ketika dia bersedih hati. Tapi anehnya dia selalu mudah menghapuskan kesedihan itu. Enggak tau deh dia punya jurus apa. Kenyataanya memang gadis muda itu tidak pernah bersedih dalam jangka waktu yang cukup lama. Beberapa hari lagi ia tepat berumur 17 tahun. Ia sekarang masih berstatuskan siswa kelas XII di SMA Nusantara. Ia termasuk siswa yang sangat aktif dan tentunya banyak disukai siswa-siswi disana. Apalagi dari kalangan pria, jangan ditanyakan lagi mengenai yang mengejar cintanya. Namun perlu diketahui sebenarnya Liana yang tidak terlalu cantik seperti siswi yang lainnya, kulitnya sawo matang, bibirnya mungil, dan hidung yang tidak terlalu mancung. Tetapi kepribadian ia yang humble, menyenangkan, itu yang membuat orang tertarik dengannya. Namun memang dari kelas X-XII dia memutuskan untuk tidak pacaran istilah zaman sekarang si dia adalah JOJOBA (Jomblo Jomblo Bahagia).
Mungkin sudah tidak bisa terhitung lagi berapa pria yang ditolaknya secara baik-baik. Yah itulah Liana, ia berpikir pacaran akan menghambat dia untuk berekpresi dan menghalangi konsentrasinya dalam belajar. Tapi tak disangka saat detik-detik kelulusannya, ia menerima cinta dari seorang pria yang katanya telah tertarik dari awal bertemu di MOS (Masa Orientasi Siswa). Nama pria tersebut adalah Dio. Dia memang pria yang juga banyak digandrungi oleh para siswa wanita. Jangan ditanyakan juga masalah fisiknya, kekayaanya, kecerdasannya dan keshalihannya. Semuanya sudah komplit dan memenuhi standar BOBOT,BEBET, dan BIBITNYA. Jadi wajar saja dia banyak dikejar-kejar para wanita.
Tidak beda dengan Liana, dia tidak pacaran selama ini. Dia berujar “entah kenapa aku tidak bisa menerima cinta dari wanita lain, yang ku inginkan adalah kamu Liana, makanya aku menunggu sampai sekarang”. Pada saat itu Liana hanya diam, karena memang wanita itu bingung harus menjawab apa. Tapi jauh didalam hati Liana, Dio tampak tak asing. Liana menatap wajah Dio dengan serius, tapi dia yakin  ini adalah pertemuan keduanya dengan seseorang bernama Dio itu setelah pertemuan pertamanya. Namun hati dan pikirannya, mengatakan bahwa Liana sudah kenal lama.
Dio     : Liana, heyy.. kenapa kamu menatapku seperti itu?
Liana hanya diam sambil menatap Dio. Bersamaan dengan itu Dio memeriksa apakah ada yang salah dalam wajah dan pakaiannya.
Dio     : Lianaaa...
Liana : ehh maap maap .., By the way ada apa Dio?
Dio     : Bukannya tadi aku sudah bilang?
Liana : Bilang apa ya ? aduh
Dio     : Yah Liana,, gini deh intinya aku ingin selalu disamping kamu boleh tidak?
Dalam hitungan detik Liana langsung menjawab.
Liana : Tentu
Betapa terkejutnya Dio, seseorang yang telah lama ia kagumi dengan cepat menjawab sesuai apa yang ia ingikan. Bila diibaratkan, rasanya Dio ingin pingsan pada saat itu juga. Karena semua rasa berkecamuk menjadi satu di dalam hatinya.
Dio     : serius ?
Hanya kata itu yang keluar dari mulut seorang pria yang memenuhi standar menjadi mantu.
Liana : serius
Muka Liana seperti kebingungan, karena dia tidak tahu tiba-tiba mulutnya berbicara begitu saja.
Dio     : oke baiklah., bagaimana kalo sekarang kita pulang bersama? (nervous)
Liana : ehhmm....kebetulan sekarang aku ada rapat , kamu duluan saja ?(kikuk)
Dio     : aku tunggu saja deh, selesai jam berapa nanti?
Liana : mungkin sekitar jam 16:30., tapi kalo nunggu apa enggak kelamaan sekarang aja kan masih jam 14:00
Dio     : enggak papa, lagian kamu juga enggak bawa motorkan hari ini? Aku tunggu diruang musik. Sampai nanti Liana ^^
Liana : baiklah, dahhhh
“Rasa apa ini, kenapa mengalir begitu saja sungguh aku tak memahaminya” ujar Liana dalam hatinya
Dalam rapat, Liana masih saja memikirkan sebenarnya apa yang terjadi kenapa hati dan realnya tidak sama. Leta sahabat dan juga rekan kerjanya di organisasi, melihat ada yang lain dari sosok Liana.
Leta : woyyy..,, (sambil menepuk pundak sahabatnya itu)
Liana pun terperenjak lalu berdiri
Liana : ada apa?! Kenapa?!
Anggota rapat kemudian melihat kearah Liana ada sebagian yang tertawa, ada juga yang hanya melirik kemudian beralih ke rapat. Liana kemudian meminta maaf dan duduk kembali ke posisinya.
Leta : yang harusnya nanya itu gue, elu kenapa deh Na? (berbisik)
Liana : ah elu reseh banget dah Leta, malu gue. Enggak ada apa-apa (nada menyembunyikan sesuatu)
Leta : enggak mungkin, pasti ada sesuatu yang elu pikirin dan itu gak sesuai sama ati lu? Cerita deh
Pimpinan rapat : sodara Leta dan juga Liana diharapkan kembali berkonsentrasi ke rapat.
Leta dan Liana hanya tersenyum dan kembali mengikuti rapat yang sedang berjalan itu.
Rapat berlalu
Leta : elu tadi belum jawab pertanyaan gue Na?
Liana : yang mana deh Ta? (pura-pura mengalihkan sambil terus berjalan)
Leta : Na? (tangan kemudian menarik tangan Liana)
Liana : apa sih Ta?
Leta : okeyy sekarang elu cerita dulu (menghadang dengan tujuan agar Liana tidak dapat lari lagi)
Liana : oke oke.,, sekarang elu liat ke arah sana
Kemudian Leta menghadap ke arah yang ditunjukan oleh Liana. Tangkapan mata Leta tertuju kearah Dio.
Leta : Dio ?
Liana : ngertikan sekarang?
Leta : oke, gdluck cintah... atiati di jalan ya
Leta memang sudah tahu maksud sahabat karibnya itu, dia tahu pasti Liana akan menceritakan esok hari. Liana pun meninggalkan tempat tersebut.
Dari kejauhan Dio melihat bidadarinya itu. Terasa sekali jantungnya mulai memacu kencang bak valentino yang ingin memenangkan sirkuit. Bahkan bunyi detakkannya hingga terdengar telinganya. Sama halnya dengan Liana mungkin sekarang seluruh tubuhnya sudah dibasahi oleh keringat dingin. Namun keduanya sama-sama mengendalikan kegerogiannya itu.
Keduanya : heyy..!
Keduanya : aku
Dio : udah kamu dulu aja
Liana : kamu aja, mau ngomong apa ?
Dio : aku.,, emm., aku.., aku mau ngajak kamu pulanglah(terbata-bata)
Liana : yaudah ayo kita pulang
Mereka berdua berjalan beriringan sambil mengobrol kearah parkiran, dimana tempat mobil Dio taruh pagi tadi.
Setelah sampai di rumah Liana
Liana : Dio, enggak mampir dulu?
Dio : enggak deh Liana kapan-kapan aja, udah mau magrib juga
Tak disangka Ayah dari Liana keluar.
Ayah : siapa Lia?
Liana : itu pi, temen Lia namanya Dio
Dio : Dio om.,
Ayah : oh Dio, masuk dulu
Dia : enggak deh om sudah mau magrib ini
Ayah : justru itu, kita sholat magrib dulu baru deh kamu pulang.
Liana : iya noh Dio. Udah diajakin papi juga.
Dio : oh yaudah kalo gitu om
Akhirnya mereka menjalankan sholat magrib berjamaah, sesudah itu mereka makan bersama.
Ayah : beginilah rumahnya Liana, Dio.
Dio : hehe iya om, ngomong-ngomong tantenya kemana om?
Saat pertanyaan itu meluncur dari bibir Dio, dada Liana berasa sesak sekali. Ia segera meminum air yang sudah tersedia didekatnya.
Dio : kamu kenapa Liana, cepet minum, pelan-pelan ya?(sambil menyodorkan air ke Liana)
Entah kenapa di dalam pikiran Dio, melihat Liana batuk seperti itu berasa cemas sekali, takut terjadi apa-apa.
Liana : enggak papa. Makasih Dio
Ayah : dia hanya tersedak Dio, maklumlah baru kali ini disampingnya ada seseorang yang menemani makan. (tertawa)
Liana : apasih papi ini
Ayah : lihat wajahnya, memerah bukan ?(tertawa)
Liana : papi udah dong ngeledeknya (malu)
Dio hanya tersenyum namun dibenaknya, ia merasa ada sesuatu yang ia tidak ketahui. Dia berpikir apakah ada yang salah dengan pertanyaannya. Dio pun hanya terdiam.
Ayah : tambah lagi Dio makannya?
Dio : hehe iya om
Adegan makan bersama tersebut selesai.
Dio : aduh, makasih banget lo om. Jadi ngerepotin sayanya hehe
Ayah : oh tidak, sering-sering datang saja kesini Dio kalau kamu tidak sibuk.
Dio : siap om, yaudah saya pamit om. Asslamu.., (terpotong)
Ayah : kamu tidak pamit dengan Liana juga hihi
Dio : hehe iya Liana aku balik dulu ya, maap ngerepotin
Liana : hee iya Dio ati-ati di jalan
Dio : Assalamualaikum Wr. Wb
Keduanya : walaikumsalam Wr. Wb
Saat berada di jalan Dio memikirkan suasana tadi yang ia rasa tidak sangat enak, saat ia bertanya mengenai ibu Liana.
Dio : apa yang gak gue tau sebenernya? Gue harus tanya Leta ini? (sambil menyetir)
Sesampainya dirumah.
Dio : Assalamualaikum Wr. Wb
Mama :  walaikumsalam Wr. Wb, kok baru pulang nak, kamu kemana dulu?
Dio : tadi Dio anter temen dulu ma,
Mama : sudah sholat?
Dio : jelas udah dong ma, papa mana?
Mama : hari ini papa lembur katanya?
Dio : oh udah makan belum itu papa?
Mama : udah mama ingetin tadi, bilangnya si iya. Enggak tau deh iya apa enggak?
Dio : haha mama bener juga
Mama : yaudah kamu buruan mandi sana.
Dio : iya ma., love you ma
Mama : love you sayang
Dio pun masuk kekamarnya. Saat pintu ditutup dan dikunci olehnya, segera mungkin ia loncat ke kasur berlonjak-lonjak, seperti orang yang baru saja mendapatkan uang sekoper dari langit. Tak ketinggalan ia berteriak bersorak-bersorak. Namun ...,
Mama : Dioooooo...
Suara mamanya terdengar dari bawah.
Mama : kamu ngapain si berinsik banget
Dio : hehe iya maap ma
Betapa bahagianya Dio hari ini, ia merasa tak sanggup menumpahkan rasa bahagianya itu sendiri. Akhirnya ia segera mengambil handphone, dan benar saja ia mengirimkan pesan singkat kepada teman curhatnya itu. Teman curhat yang selalu setia mendengarkan curahannya. Dia bernama Ito.
Isi pesan “bro, gue tunggu dirumah. Geceeeee!!
Balasannya “otw bosss., makanan jangan lupa ya” 
Tak lama terdengar suara scooter yang sudah dihafal Dio, tapi sepertinya ada juga suara mobil.
Dio : pasti itu si cendol, eh papa juga kayaknya udah pulang deh
Dio pun turun kebawah.
Dibawah
Ito : eh ada si om, malam om? Asslamualaikum
Papa : loh ada Ito. Walaikumsalam. Pasti dsms lagi sama si Dio ya . yaudah ayo masuk
Ito : hehe iya tu om. Iya om
Papa : assalamualaikum ma, Dio
Keduanya : walaikumsalam  pa
Ito : assalamualaikum tante
Mama : iya walaikumsalam Ito
Dio : papa udah makan belum?
Papa : papa sih bel...,( terptong)
Ito : kalo gue si belum Dio
Dio : kaga nanya elu bocahhh.,,
Semua tertawa
Papa : belum Dio, yaudah papa sama Ito makan dulu. Mama minta tolong siapin ya
Mama : iya pa
Ito : makasih tante cantikk ^^
Dio : dasar lu ya
Papa : udah Dio tunggu aja di kamar,
Ito : tuh dengerin kata papa Dio.., hihi
Dio : iya pa.., awas lu ya cendol
Sesudahnya makan
Ito : om, Ito naek keatas dulu ya
Papa : iya sudah Ito, kamu udah ditunggu Dio sepertinya
Ito : iya om, ett makasih tante makanannya enak banget^^
Mama : dasar Ito ya, hehe iya iya yaudah buru naik
Ito pun berjalan keatas ke kamar Dio
Ito : misii..., cleaning service mas(sambil mengetuk pintu)
Dio : enggak terima OB jelek mas, silahkan pergi(nada mengejek)
Ito segera membuka pintu
Ito : lah sial malah gue yang dikatain
Dio : hahaha abis elu
Ito : ada berita apa bro kali ini? Sepertinya berita baik
Dio : 110 buat elu.,,
Ito : ettt 110?
Dio : jadi cewek itu mau kalo gue selalu disampingnya Ndol, haha
Ito : ohh Liana maksudnya ?
Dio : iya cendol siapa lagi. Gimana gue gak seneng coba?
Ito : gue ucapin selamet dah buat elu (sambil menepuknya dengan bantal). Tapi gue masih enggak habis pikir deh lu kok suka dia si? Padahal nih ya masih banyak cewe yang lebih cantik dari dia yok. Dan itu tu yang elu bilang ke gue, katanya elu kayak udah kenal lama sama tu Liana? Bingung deh gue
Dio : gue juga enggak tau Ndol, gue aja belum nemu jawabannya. Tapi hati gue bilang kayak begitu. Dan entah kenapa gue kayak ngerasa dia pas buat gue, dan gue harus jagain dia. Gue bingung aseli!!
Ito : mungkin itu udah takdir tuhan bro? Asekkk
Dio : haha bisa aja lu. Amin dah
Ito : tapi boleh juga kali, elu kenalin gue sama temennya Liana. Emmm siapa tu namanya gue lupa?
Dio : ahh elu namanya aja lupa ? dasar Cendol huuuh, si Leta maksud lu kan
Ito : nah iya itu Leta
Dio : iya gampang itu mah. Udahlah gue mau mimpiin bidadari gue dulu wkwkwk
Ito : gue juga lah haha
Akhirnya mereka sama sama tertidur.
Keesokannya
Dio : elu berangkat sendiri ya Ndol?
Ito : siap kapten. Atiati bawa si bidadari ya haha
Dio : wokee wkwkwk
Diperjalan nampak semangat sekali Dio menyetir kendaraannya. Sekelebat tak sengaja ia melihat toko bunga di sisi jalan. Akhirnya ia memutuskan untuk menepi dan membeli beberapa tangkai mawar merah untuk Liana.
Sesampainya di rumah Liana, iya menaruh rangkaian bunga itu di bawah bibir pintu. Terdengar suara Liana pamit dengan ayahnya. Segera Dio kembali masuk ke dalam mobil.
Liana membuka pintu
Liana : loh kok ada bunga? Siapa yang? (sambil mikir)
Dio membuka jendela mobilnya.
Dio : selamat pagi Liana
Liana terkejut kenapa ada Dio dirumahnya
Liana : heyy.., pagi Dio. Kok ?
Dio : ayo masuk kita berangkat
Liana : emm, oke deh
Setelah Liana masuk dan mobil berjalan.
Liana : thanks bunganya Dio
Dio : iya Liana
Sesampainya diparkiran dan masuk ke dalam sekolah mata siswa-siswi tertuju ke mereka. Pasalnya baru kali ini Liana berjalan beriringan dengan pria, begitu juga dengan Dio.
Dio : abaikan saja mereka yang melihat kita ya
Liana : baiklah Dio, emm aku masuk dulu ya
Dio : sampai ketemu nanti Liana
Liana : iya Dio
Akhirnya mereka sama-sama masuk kelas dan mengikuti pelajaran dengan serius.
Bel istirahat bersuara
Liana : Leta, ke kantin gk?
Leta : enggak ah lagi males nih
Liana : sama dehh.., ah elu udah kayak sodara kembar gue aja haha
Leta : haha. Eh Na elu belum cerita ke gue, masalah Dio
Liana : inget aja dah elu. iya Ta mau cerita dari mana
Leta : cuman satu peratanyaan Na. Kok bisa ?
Liana : gak tau Ta
Leta : ihh Lianaaaa
Liana : aseli gue enggak tau, gue ngerasa kayak udah kenal lama sama dia. Padahal kemarin gue yakin itu pertemuan kedua gue sama dia. Dan yang lebih anehnya lagi, mulut gue langsung jawab aja gitu tanpa gue sadari.
Leta : kok bisa ?(sambil mengedipkan mata)
Liana : lah lu aja bingung, gue lagi
Leta : aneh deh, kok bisa begitu ya
Liana : makanya Ta gue bingung. Dan hati gue bilang kalo gue harus sama dia. Coba deh elu pikirin?
Leta : iya enggak masuk akal sih. Elu aja baru ketemu sama dia kan
Liana : makanya itu dan sampe sekarang gue belum nemu jawabannya Ta
Leta : itu namanya apa ya? Yaudah lah elu jalanin aja dulu Na, siapa tahu itu emang takdir elu? hihi
Liana : iya Na, haha
Leta : ett bunga dapet dari siapa? Dio?
Liana : iya Ta
Leta : dih bisa romance juga si Dio
Liana : gue aja baru tahu Ta
Tiba-tiba ada pesan masuk di ponsel Leta. Ia pun langsung membacanya.
“Leta gue mau ngomong sama elu, gue tunggu di taman” Dio.
Leta : kok ni bocah dapet nomor gue si? (dengan suara lirih)
Liana : siapa Ta?
Leta : Enggak bukan siapa-siapa Na? emmm Gue keluar dulu ya mau nemuin orang bentar.
Liana : oh yaudah gue juga entar mau ke studio radio. Yaudah sana lu
Leta : dahhh cintah
Leta pun pergi menjauhi Liana dan segera menemui Dio yang tadi mengirim pesan ingin bertemu di taman.
Leta : mana dah tu orang? (sambil mencari-cari)
Dio : Letaaa.,,, disini (sambil melambaikan tangan)
Leta : ohh onoh. Iyaaa
Leta segera mengampiri Dio
Leta : ada apa deh Dio? Tumbenan lu
Dio : enggak ada apa-apa sih. Gue cuman mau nanya sama elu Let?
Leta : elu mau nanya apaan?
Dio : sebenernya keluarga Liana kenapa?
Leta : maksudnya?
Dio : nyokapnya Liana kemana?
Leta : entar dulu deh, kenapa elu tiba-tiba nanya gini?
Dio : jadi kemaren gue makan malem dirumah Liana?
Leta : terus?
Dio : gue nanya gini sama bokapnya Liana. “ngomong-ngomong tante kemana om ?”
Leta : euh pantes.,,
Dio : nah Liana itu kayak langsung kesedak, sampe batuk batuk begitu, terus kaga dilanjutin lagi dah obrolan yang tadi. Makanya gue nanya ada apa deh?
Leta : emangnya harus ya gue cerita ke elu?
Dio : pliss Leta, gue pengen tau?
Leta : lu bisa dipercaya kan?
Dio : yailah gue sayang banget sama Liana, kenapa dah gue sakitin dia.
Leta : cowok mah selalu begitu diawal?
Dio : lu bisa percayain gue Leta, demi!
Leta : oke deh gue cerita, sebenernya Liana selalu bilang ke gue jangan pernah kasih tau ke orang lain masalah ini. Tapi baru elu orang pertama yang gue kasih tau, pokoknya gue percayaain ini sama elu, jangan sampe orang lain tau. Deal ?
Dio : gue janji Leta, lu bisa pegang omongan gue
Leta : sebenernya nyokapnya Liana itu di Jakarta kerja
Dio : oh kerja, terus
Leta : iya, ibunya itu jarang pulang. Makanya dia itu sebenernya kurang banget kasih sayang dari seorang ibu. Nah pas dia main ke Jakarta, ternyata ada orang lain di sana.
Dio : maksudnya orang lain?
Leta : iya jadi selama ini, seluruh fasilitas yang dikasih sama nyokapnya itu uang dari orang lain itu. Tadinya dia enggak bisa nerima tuh. Tapi dia memahami keadaan nyokapnya. Makanya nyokapnya pernah bilang minta cerai sama bokapnya terus dia yang kaya gak mau, dan bokapnya juga gak mau. Alhasil sampe detik ini bokapnya enggak tau kalau masih ada orang lain disana.
Dio memasang muka kaget dan tak menyangka sosok yang selalu ceria ternyata cerita kenyataannya tidak sepadan.
Dio : terus kok bisa dia selalu ceria tiap hari Let?
Leta : makanya gue bangga punya sahabat kaya dia. Gue juga gak tau tu anak kok bisa enggak nunjukin kesedihan yang sebenernya yang dia rasain.
Dio tidak bisa berkata-kata
Leta : Dio..,, heyy
Dio : eh iya Let, gue enggak nyangka banget deh.
Leta: nah kan elu baru tahu aseli nya gimana. Makanya mungkin dada Liana berasa sesak pas elu nanya masalah nyokapnya.
Dio : kalo gue tau gak bakal gue nanya Let.
Bunyi bel kembali terdengar itu tandanya siswa-siswi harus memasuki kelas kembali
Leta : makanya sekarang tugas elu buat dia bahagia dan berasa disayangin. Dan inget jangan bilang ke siapa-siapa. Yaudah gue masuk dulu ya... dahhhhh
Dio : siap Leta, oke makasih ya.
Leta pun segera berlari ke kelasnya. Sedangkan Dio berjalan dengan muka yang sedang berpikir. Tak disangka Ito muncul dari sisi belakangnya.
Ito : woyyy...,!!!
Dio : woyy, ah elu Ndol
Ito : mikirin apaan lu?
Dio : ah kepo banget lu ama gua. Dah ayo buru masuk kite, jam ini Bu Afi yang ngajar broo
Ito : uuuuuuuu serem
Keduanya tertawa
Tepat pukul 14:00 saatnya siswa-siswi Nusantara go to home. Dio pun menghampiri Liana ke kelasnya.
Dio menunggu di depan pintu
Dio : heyy
Liana : ehm  hey Dio
Leta : etdah ya udah sampe sini aja lu Dio
Dio hanya tersenyum
Leta : yaudah gue balik duluan ya Liana sayang. Capek bangett ni gue, enggak mampir dulu deh ke studio radio
Liana : oke bos,
Leta : byeee..,
Liana : atiati cintahh
Leta melambaikan tangannya.
Dio : kamu udah makan?
Liana : belom si tadi males banget ke kantin.
Dio : yaudah kebetulan aku juga belom makan. Kita makan dulu yuk..,
Liana : boleh dehh.,
Dio : tau referensi tempat makan yang enak dan nyaman gak?
Liana : tau dong, itumah kebiasaan aku sama Leta jelajah kuliner haha
Mereka berjalan ke arah parkiran dengan obrolan yang mungkin mengasyikan saat di ibaratkan “bagai dunia milik berdua”. Namun mereka berhenti
Dio : berhenti dulu deh
Liana : kenapa?
Dio langsung merunduk kebawah dan mengikatkan tali sepatu Liana yang lepas.
Dio : nali aja enggak bener kamu ini? Kalo kesrimpet aja gimana?
Liana : eh., eh., udah enggak usah
Dio : dah beres., yuk
Liana hanya terdiam dan bergumam dalam hati. “ ya ALLAH sebegininya ini orang” detak jantung Liana perlahan tapi pasti memacu kencang. Karena Liana lama termenung disentilah hidungnya oleh Dio.
Dio : mikirin apaan sik? Ayo jalan
Liana : aduh.,, ihh Dio (sambil tersenyum)
Akhirnya mereka masuk ke mobil dan meluncur ke tempat tujuan yang dipilih oleh Liana.
Sesampai ditempat
Dio : ohh jadi di sini.
Liana : iya ini tempat favorit aku sama Leta makan.
Dio : yaudah ayuk masuk udah laper banget ni
Liana : yukkk
Memang benar di tempat itu sangat menarik apalagi corak dinding-dindingnya banyak sekali yang pas untuk diambil angle foto-foto. Dan itulah hal yang dilakukan oleh Dio dan Liana.
Dio : bener deh ini nyaman banget buat makan
Liana : haha namanya juga Liana
Dio : seringin aja makan disini
Liana : hehe iya Dio
Mereka pun akhirnya pulang ke rumah
Liana : thanks ya Dio
Dio : jangan makasih dong, udah tugas aku nyenengin kamu haha
Liana : haha Dio, Dio
Dio : yaudah aku balik duluan ya
Liana : iya Dio
Dio : ett.., lupa
Liana : lupa apa?
Dio : nih ambil, besok bukannya ngumpulin tugas Biologi. Yang semangat ya ngerangkumnya
Ternyata Dio memberikan pena untuk Liana. Liana hanya diam ia bingung kenapa Dio tahu hal sekecil itu. Memang bener pena Liana habis hari ini.
Dio : yaudah balik ya salam buat papa mertua hihi
Liana hanya tersenyum
Hari hari terus berjalan. Tak terasa hari ini adalah jadwal UN di mulai. Kali ini Dio tidak menjemput Liana, itu karena kemauan dari Liana sendiri, ia ingin selama UN tidak berkomunikasi dan jika ingin bertemu pada saat di sekolah saja itupun hanya sebentar. Namun tak di sangka Liana bangun kesiangan akibat belajar terlalu larut. Saat ia bangun ada pesan masuk.
“selamat pagi Liana, sukses UN hari ini ya”
Liana tersenyum saat membacanya kemudian membalasnya
“pagi juga Dio. Gdluck for you dear”      
Sesampainnya di sekolah ternyata Dio telah menunggu di tangga menuju kelas Liana. Dio melihat Liana
Dio : heyy., kamu kesiangan ya? Aku tungguin  dari tadi loh
Liana : iya nih, yaudah aku langsung ke kelas ya (sambil ingin berlari)
Tangan Dio menggait tangan Liana
Dio : tunggu sebentar
Liana : apa deh Dio? Udah siang!! (kesal)
Dio : balik badan
Liana : apasih (sebel)
Dio : nurut aja apa
Akhirnya Liana berbalik arah. Ternyata Dio hanya ingin membenarkan kerah baju kekasihnya tersebut.
Dio : pakek baju aja gak bisa si kamu. Nah udah beres nih.,, dah sana buruan masuk
Liana hanya terdiam begitu perhatian sekali sosok Dio ini.
Dio : kok bengong buruan!!
Liana : eh iya. dahh
Dio hanya tersenyum, kemudian Liana berlalu ke kelas begitu juga dengan Dio
UN hari itu berakhir. Liana mengirim pesan singkat
“Dio, aku pulang dulu ya, makasih buat pagi tadi”. “you make me special”. “sampai jumpa besok Dio”.
Dio pun membalas
“ iya sayang, jangan sampe kesiangan lagi besok” “it’s because you my princess”. “jangan lupa makan siang nanti” jitak sampe ketauan enggak makan”.
Memang si Liana itu adalah anak yang susah makan walaupun ia suka jelajah kuliner dengan Leta, karena kemalasannya itulah ia memiliki penyakit maag. Dan itu juga sebabnya Dio selalu mengingatkannya.
Hari kedua UN memang Dio tidak menunggu Liana, Namun Dio menitipkan semangkuk ice cream ke Leta untuk diberikan kepada Liana. Dio tahu jika Liana akan merasa good mood kalau memakan ice cream tersebut. Tak hanya Ice cream tetapi juga disertakan kertas yang berisi tulisan
“tetap jadikan aku seperti ice cream yang membuat kamu selalu bahagia Liana”
Leta : nihh
Liana : apaan dah tu?
Leta : liat aja
Liana : yipiyy ice cream, eh apaan itu (kertas yang jatuh)
Liana pun membaca nya
Leta : dari Dio beb
Liana kembali terdiam
Leta : eh so sweet banget dah Dio. Enggak salah elu pilih dia jadi seseorang yang selalu di samping elu?
Liana : ahh tiap hari ada aja dahh.,, dibuatnya spechels terus Ta
Leta : pertahanin orang yang kasih dampak positif buat elu Na
Liana langsung mengirim pesan singkat sebelum ia masuk kedalam kelas.
“ice cream bukan lagi sumber utama bahagia ku sekarang, kehadiran kamu sudah cukup bahkan lebih” “thanks my prince”
Dio membaca dengan penuh senyum kebahagian
Tiba hari terakhir UN  dimana hari itu juga bertepatan dengan hari ulang tahun Liana. Dio dan juga Leta memang sudah menyiapkan jauh-jauh hari untuk membuat kejutan di hari ulang tahun Liana. Dio menyiapkan 3 tempat kejutan sekaligus untuk Liana. Dio memang sengaja tidak menghubungi Liana hari itu.
Leta : Na, bukannya hari ini kita harus dateng dipenyerahan LPJ yak, (pasang muka sibuk)
Liana : ehh iya, ya yaudah yuk Ta (dalam hati bergumam mungkinkah sahabatku ini lupa?)
Sesampainya di studio radio
Leta : buka dah pintunya anak-anak didalem kali Na? (sambil melepaskan tali sepatu)
Liana : iya Ta
Liana membuka pintu dan taraaaaa....,,,,!!!!
Happy birthday kakak ...,,happy birthday kakak (sambil membawa kue)
Seruan itu datang dari adik-adik kelas Liana, ada juga jajaran pimpinannya, dan dari arah belakang Liana, Leta ikut menyanyikannya lagu happy birthday.
Liana : subahannallah, huhuhu terharu sekali
Air mata bahagia Liana jatuh seketika tanpa ia suruh, ia tidak menyangka sebelumnya akan diberi kejutan oleh Leta dan juga teman-temannya.
Leta : happy birthday sayang, wish you all the best (sambil cipika-cipiki)
Liana : ahh elu,  gua kira lupa. Iya sayang makasih (memeluk Leta)
Yang lainnya juga ikut mengucapkan “selamat ulang tahun Liana”
Liana : terimakasih banyak buat teman-teman dan juga bapak-bapakku , sudah membuat kejutan seperti ini. Kalian sangat luar biasa.
Semuanya : iya Liana ^^
Acara yang penuh haru pun sudah selesai, Liana hendak pulang saat itu bersama Leta. Namun handphone Liana berdering.
Liana : hallo.., iya ini siapa ya
Ibu Dio : ini bener nak Liana?
Liana : iya betul, maaf ini dengan siapa ya?
Ibu Dio : ini Ibunya Dio
Leta : siapa Na?
Liana : ibu Dio Ta, (sambil menutup handphone nya agar tidak terdengar)
Leta : ada apaan?
Liana : iya ada apa ya Ibu?
Ibu Dio : jadi gini Liana, tadi si Dio mengalami kecelakaan dan ia terus memanggil nama nak Liana. Makanya ibu langsung telfon kamu.
Liana : astagfirloh.., sekarang Ibu dan Dio berada dimana bu? (muka mulai cemas)
Ibu Dio : tidak perlu khawatir Liana, kami sudah di rumah sekarang
Liana : oh kalau gitu, Liana langsung ke rumah Ibu saja
Ibu Dio : baiklah kalau begitu, atiati kamu di jalan ya
Liana : iya Ibu assalamualaikum
Ibu Dio : walaikumsalam
Leta : kenape deh muka lu langsung pucet gitu?
Liana : Dio Ta );
Leta : iya kenapa Dio?
Liana : udah sekarang lu ikut gua ke rumah Dio
Leta sebenarnya sudah tau maksud akal-akal Dio. Dan memang sudah jadi kewajibannya untuk berakting di depan Liana. Leta juga disuruh Dio untuk menyiapkan tempat resto yang biasa mereka kunjungi untuk dihiasi dan tidak lupa untuk mengajak ayah Liana.
Leta : maaf banget loh beb, ibu gue lagi sakit jadi kayanya gue ga bisa ikut deh? Maaf banget ya
Liana : serius lu? Yaudah deh elu pulang. Salam buat orang tua lu ya,  entar gue bakalan kesana
Leta : iya Na, yadah lu atiati ya. Dahhh
Liana pergi dan secepat kilat bergegas mengambil motor dan mengendarainya kearah rumah Dio. Sementara bersamaan itu juga, Leta berajak ke resto. Dan di rumah Dio sudah mulai menyiapkan kejutan untuk Liana.
Liana menangis tersedu-sedu sambil mengendarai motornya. Terus ia lapi air matanya dengan tangan dan memacu kencang kendaraannya.
Liana : apa Dio baik-baik saja? (Bergumam dalam hati)
Liana sampai di rumah Dio dan menekan bel
Liana : assalamualaikum
Ibu Dio : walaikumsalam (sambil membuka pintu)
Liana segera menyalami Ibu Dio.
Ibu Dio : ini Liana ya, yasudah langsung masuk saja ke kamar Dio nak. Ada di atas kamarnya.
Liana : iya ibu, permisi
Di dalam kamar Dio, Ito dan ayah Dio sudah siap menyambut Liana.
Liana mengetuk pintu lalu membukanya.
Seketika itu terdengar suara terompet dan juga ucapan selamat ulang tahun Liana.
Sungguh Liana tak percaya orang yang ia khawatiri di jalan itu, sekarang berada tepat di hadapannya sambil memegang cake. Betapa derasnya air mata Liana.
Liana : ahhh jahat bangett... (sambil terus menangis)
Dipeluklah Liana oleh Dio.
Dio : heyy..,, selamat ulang tahun sayang (sambil berbisik dan mengusap-usap kepalanya)
Liana memukul Dio dan tetap melanjutkan menangis
Dio : udah dong nangisnya enggak malu apa itu ada Mama sama Papa aku,
Liana : arghh.., jahat banget Dio, tante, om sama Ito juga, aku kan khawatir banget
Dio hanya tersenyum sambil mengusap air mata Liana.
Ibu&ayah Dio : maafkan kami ya sayang. Kami disuruh sama Dio itu.
Ito : iya noh, Dio si biangnya Liana haha
Mereka semua tertawa.
Ibu Dio : sudah-sudah nangisnya Liana, sekali lagi selamat ulang tahun ya sayang (sambil memeluk Liana)
Liana : iya tante, terimakasih banyak sudah dibuatkan menangis seperti ini hehe
Ayah Dio : selamat ulang tahun ya Liana (menyalami dan mengusap kepala Liana)
Liana : iya om, terimakasih juga untuk om
Ito : happy birthday deh pokoknye Liana (ingin bercipika-cipiki)
Dio : ett mau ngapain lu Ndol (sambil memalingkan wajah Ito)
Ito : wakakakak kaga apa-apa bercanda ae Yok haha
Liana hanya tersenyum melihat mereka.
Ibu Dio : bagaimana kalo, langsung kita potong aja dan makan cakenya
Ito : wah itu ide sangat bagus tante
Dio : yeuhh, semangat lu kalo udah urusan makanan (menoel kepala Ito)
Mereka tertawa dan menuju ruang makan.

 Acara makan cake itu seru sekali apalagi kejahilan Dio yang memulai mencoretkan wajah Liana dengan cream yang ada di cake tersebut. Tak lupa Liana membalasnya, bahkan ia juga mencoretkaan cream itu ke Ibu dan Ayah Dio, Ito juga tidak ketinggalan. Riuh sekali rumah Dio hari itu. Namun tak lupa juga Dio mengkonfirmasi apakah Leta sudah siap ditempat kedua kejutan untuk Liana.
Dio mengirim pesan singkat
“Leta, bagaimana kondisi di sana sudah rebes semuanya?”
Leta membalasnya
“beres pak bos, nih tinggal jemput Ayahnya Liana”
Leta : assalamualaikum
Papi Liana : walaikumsalam, eh Leta?
Leta : iya pak, apakabar ?
Papi Liana : alhamdulilah baik, kamu kok gak bareng si Liana?
Leta : nah justru itu, bapak lupa ya hari ini ulang tahun Liana?
Papi Liana : tentu tidak dong, ini lagi siapin bunga mawar untuk dia di kamar?
Leta : oalah, jadi di sini aku mau ajak bapak ke resto disuruh sama Dio.
Papi Liana : ohh begitu, mau bikin kejutan gitu ya. Yaudah bapak siap siap dulu ya Leta
Leta : iya pak, nih aku juga bawa orang buat ngehias kamar Liana.
Papi Liana : emm..,, yaudah silahkan masuk deh mas-mbak ini di sebelah kanan kamarnya
Orang-orang : iyaa pak
Setelah Papi Liana selesai berdandan wkwkwk
Papi Liana : kami tinggal dulu ya mas-mbak, kalau butuh apa-apa panggil saja nenek Liana ya.
Orang-orang : ohh enggeh pak. 
Di lain tempat
Liana : ahh curang nih semuanya sengkokol buat coret muka aku
Semuanya : yah namanya juga kamu yang ulang tahun Liana
Ibu Dio : udah udah ah cukup, sekarang bersihin tuh pada mukanya ya entar jerawatan loh haha
Semuanya : iya tante, iya ma.
Ketika semuanya sudah tampak cantik dan ganteng kembali. Ibu Dio menghampiri Liana
Ibu Dio : heyy sayang  ganti baju dengan ini ya, ini dari om dan tante.
Liana : ya Allah tante om kok repot-repot sih, kan aku ga enak
Ibu Dio : udah pake aja ya
Akhirnya setelah Liana berganti baju. Semua melihat ke arah Liana. Baju yang bisa dikatakan sederhana, namun jika dipakai oleh Liana. Tampak beda, dan memancarkan aura yang cantik, elegan.
Liana : kok semuanya ? aku gak pantes ya pakai baju begini? (sambil memeriksa bajunya)
Dio : enggak kok, kamu cocok pake ini
Ito : iya Liana, kaya rapunsel wkwkwk
Ibu&Ayah Dio : kamu pantes kok pakai baju itu nak.
Liana : terimakasih loh om tante
Ibu Dio : yaudah cepetan kamu anter Liana, takut entar kemaleman Dio.
Dio : iyaudah Dio anter Liana dulu ya, mah pah.
Liana : iya om, tante aku pamit dulu ya
Ibu&Ayah Dio : iya hati hati dijalan.
Ito : ati ati dijalan bro, awas bawa anak orang lu haha
Dio : haha iya Ndol. Yaudah assalamualaikum
Akhirnya Dio bergegas mengajak Liana untuk ke resto  yang menjadi tempat kedua kejutan untuk Liana.
Didalam resto itu sudah ada Leta dan Ayah dari Liana
Liana : loh kok kita kesini Dio ?
Dio : iya mampir sebentar ya, laper banget nih
Liana : ohh gitu, iyadeh. By the way makasih kejutannya tadi
Dio : iya Liana tapi gak sekarang deh harusnya kamu ngomong gitu.
Liana : lah emangnya? (sambil memasang wajah kebingungan)
Sesampainya di resto. Bisa dilihat tampaknya resto tersebut sepi akan pengunjung. Dalam benak Liana (tumben sekali). Kaki Liana perlahan melangkah, ia bertemu dengan pegawai disana, dan mengalungkan sebuah lendang yang bertuliskan (Putri Sehari Semalam). Sungguh Liana hanya bisa tersenyum sambil melihat kearah Dio. Sebelum sampai ke ruangan yang di tuju, Dio memberikan serangkai bunga mawar untuk Liana.
Dio : sekali lagi selamat ulang tahun sayang.,,
Liana hanya bisa menangis terharu atas apa yang Dio lakukan. Saat pintu ruangan tersebut dibuka, kalian bisa melihat di setiap sisi pojok terdapat hiasan bunga mawar yang berwarna putih dan pink. Terdengar juga nyanyian “happy birthday”. Tepat ditengah tengah di hadapan Liana ada dua sosok yang ia kenali. Satu orang bertubuh tinggi dengan kemeja putih dan celana hitam serta rambut yang disisir rapi, satu lainnya seorang perempuan dengan tubuh yang tidak terlalu tinggi mengenakan baju dengan background putih dan bergaris garis pink. Liana memastikan bahwasannya itu Ayahnya dan Leta. Tak ada kata yang terucap saat itu, langsung saja Liana memeluk kedua orang tersebut dengan erat.
Ayah : selamat ulang tahun anakku sayang
Liana : iya pi, terimakasih (sambil terus menangis terharu)
Leta : heyy.,, gadis sekali lagi selamat ulang tahun ya
Liana : hemmm elo, iya makasih Letakuh
Kemudian Liana berbalik badan ke arah Dio.
Liana : aku gak tau harus ngomong apa sekarang? kamu itu..,
Larilah Liana ke Dio, ia  memeluknya dan tak ketinggalan pula airmatanya yang terus menetes.
Dio : jangan nangis dong, kan ini hari spesial kamu? (sambil mengusapnya)
Akhirnya mereka makan malam bersama di sana.
Dio : Let, lu udah siapin kan yang untuk di rumah?
Leta : udah beres semuanya, nih orangnya baru sms gue
Liana : kalian ngomongin apaan si, bisik-bisik gitu?
Keduanya : bukan apa-apa sih woo kepo
Leta : ehh udah selesai kan ini, Leta balik duluan ya?
Ayah : ohh iyaudah kalau gitu, hatihati ya Leta. Salam untuk orangtua kamu ya
Liana : iya Leta, atiati ya lu di jalan
Dio : apa perlu nih gua telfon si Cendol buat anter elu? Wakakakak
Leta : hahahaha kaga usah Dio, makasih haha. Yaudah assalamualikum
Akhirnya Leta beranjak dari resto tersebut. Dan Dio, Liana, serta ayahnya juga bersiap untuk pulang kerumah.
Sesampainya di rumah Liana.
Ayah : terimakasih sebelumnya nak Dio. Bapak duluan masuk ya, nanti hatihati di jalan
Dio : iya om hehe
Ayah Liana beranjak masuk kedalam rumah.
Dio : sekarang kamu masuk kedalem terus istirahat deh,
Liana : kamu itu siapa sih?
Dio : kan aku Dio, haha
Liana : matahari . yak, kamu tetap jadi matahari yang sama biarpun kamu selalu berlalu ke sisi lain setiap harinya. Tidak berubah meski bosan, tidak berubah meski tidak nyaman, dan tidak berubah meski banyak yang datang. Terimakasih tetap jadi Dioku
Dio : iyaa Liana. Inget, kamu harus tetep jadi alasan aku untuk bosan, alasan aku untuk tidak nyaman, dan bahkan alasan aku untuk pergi. Karena dengan alasan tersebut aku akan tetap menyayangimu. Dan untuk kesekian kalinya “selamat ulang tahun my destiny”. (sambil mencubit hidung Liana)
Liana hanya tersenyum
Dio : yaudah aku pulang dulu. assalamualaikum 
Liana : walaikumsalam
Dio pun segera menyalakan mobilnya dan pergi meninggalkan rumah gadisnya tersebut. Sedangkan Liana segera masuk kedalam kamarnya. Ketika pintu dibuka olehnya. Betapa terkejutnya Liana Yak, kalian bisa lihat di kamar tersebut, ada banyak sekali balon yang berada di atas atap kamar Liana, di balon tersebut terdapat tali yang disangkutkan foto-foto kebersamaanya dengan Dio. Disisi pojok kamar juga tak lupa banyak sekali bunga mawar. Yah kenapa bunga mawar karena Liana sangat suka sekali bunga tersebut. Dan lagi kita bisa lihat diatas kasur Liana ada sebuah kotak dengan berpitakan kecil berwarna merah muda, cantik sekali. Segera Liana mendekatinya, dengan pipi yang telah banjiri air mata itu. Liana membukanya, yak kotak mungil tersebut ternyata berisikan gelang berwarna putih, digelang itu terdapat huruf “LD”. Ada juga surat didalamnya yang bertuliskan
“hey, miss ice cream selamat ulang tahun ya” aku ingin selalu bisa memberimu kebahagian buat dengan segala caraku. “I love you dear”
  Liana tak sanggup berkata kata apa lagi, laki-laki yang sekarang bersamanya kini membuatnya tak habis mencintainnya.

Inikah takdir Tuhan ? aku bertemu laki laki yang sebelumnya aku hanya bertemu sekali namun seakan telah lama mengenalnya. Jika memang ia adalah takdir ku, jaga rasa cinta itu.




Semoga cerita diatas bermanfaat dan dapat memacu kalian untuk membuat sebuah cerita pendek. jangan lupa untuk komentar setelah membacanya. terimakasih

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PEMECAHAN MASALAH SECARA BERFIKIR KREATIF

CERDAS DAN BERBUDI LUHUR

MAKALAH BAHASA INDONESIA TENTANG POLA TIDUR